Bahasa alay mulai merebak di Indonesia ini beberapa tahun yang lalu. Banyak orang yang sering menggunakan istilah ini untuk menggolongkan kumpulan anak-anak yang tidak terawat dan berdandan asal, tapi malah ngerasa sok keren. Tidak jarang anak alay yang tidak merasa kalau sebenarnya dirinya itu alay, sehingga mereka malah memanggil orang dengan sebutan alay.
Semakin sering istilah alay ini dipergunakan semakin banyak anak-anak yang berperilaku mencirikan bahwa dirinya alay. Banyak anak-anak remaja sekarang ini suka berdandanan dengan sepatu warna-warni, aksesoris yang terlalu heboh mulai dari kalung, anting, sampai dengan kacamata.
Anak-anak alay ini juga dapat dilihat dari perkataan dan cara mereka berbicara. Mereka lebih cenderung menggunakan bahasa dengan istilah aneh-aneh, yang kadang orang lain pun tidak mengerti. Mereka pikir itu adalah bahasa gaul, tapi sayangnya bukan. Itu adalah bahasa alay.
Namun apakah alay itu jelek, berbahaya, berdosa? Tentu tidak. Setiap orang berhak berdandan, bersikap, dan berbicara. Apalagi fenomena ini ternyata tidak hanya ada di Indonesia. Di negeri yang terkenal dengan sindikat narkobanya, Kolombia, ada pula anak-anak remaja yang berdandan ala “alay” Indonesia.
Kalau anak-anak alay di Kolombia senang menggunakan baju super besar sampai menutupi kaki mereka, begitu pula dengan celana mereka. Mereka senang menyisir rambutnya hingga klimis, dan ada pula yang membentuk rambutnya menjadi model aneh-aneh.
Di Indonesia maupun di Kolombia, anak-anak alay selalu berpenampilan aneh dibanding dengan anak-anak remaja seusia mereka. Mungkin hal itulah yang mencirikan anak-anak alay dimana saja.(vivanews)
0 komentar:
Posting Komentar